Alam Raya itu Urusan Tuhan

Seorang ilmuwan terkenal bernama Dr. George Washington Caroer bercerita bahwa ia pernah bertanya dalam hatinya kepada Tuhan : ” Tuhan bagaimana sebenarnya Engkau menciptakan alam semesta ini?”

Rasanya Tuhan pernah menjawab kepadanya : “George, alam semesta ini terlalu besar untuk kamu pahami. Serahkanlah saja kepada-Ku untuk mengaturnya!”

Lalu dengan rendah hati George berkata : “Kalau alam semesta terlalu besar untuk saya, bagaimana kalau kacang-kacangan??”

Lalu Tuhan menjawab : “Ya, itu pas untuk kamu. Saya akan menolongmu!”

Maka Dr. George menyerahkan urusan seluruh alam semesta kepada Tuhan dan ia mengurus kacang-kacangan yang kecil itu. Dari kacang-kacang itu ia berhasil mengembangkan 200 jenis produk yang sangat berguna bagi manusia.

Di kutip dari Buku Percikan Kisah-Kisah Anak Manusia
Oleh Romo Yosef Lalu, PR
Komisi Kateketik KWI

 

 kacang

SARI WARTA INJIL Hari Ini: Senin, Pekan Biasa VIII. Bacaan Liturgi: Sir. 17:24-29; Mrk 10:17-27. “Siapa yang selamat?”

Inilah persoalan utama yang menjadi pokok diskusi para rasul dalam Injil hari ini.

Dikisahkan bahwa ada seorang pemuda kaya yang berjumpa dengan Yesus. Ia menunjukkan ‘kesalehannya’ dengan berlutut di hadapan Yesus dan dengan niat yang baik dia bertanya kepada Yesus perihal syarat-syarat untuk memperoleh hidup yang kekal. Rupanya dia juga seorang yang ‘taat’. Dengan jujur, dia mengaku bahwa segala perintah Tuhan telah dia lakukan. Dengan penuh belas kasih, Yesus memandang pemuda kaya itu karena kesalehan dan ketaatannya. Namun ketika Yesus mengatakan tentang apa yang harus dibuat dengan kekayaannya itu, sang pemuda kaya itu kecewa lalu pergi dengan hati yang sedih, karena dia tidak rela meninggalkan semua kekayaan dan harta bendanya.

Sebagai murid Yesus, bisa jadi kita hidup dalam realitas yang sama dengan pemuda kaya ini. Melalui berbagai kegiatan rohani, kita membangun kesalehan hidup. Kita pun berusaha menunjukan ketaatan kepada Tuhan dengan menuruti segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Namun kita sulit melepaskan diri dari ‘keterikatan dan kelekatan’ dengan kekayaan dan harta benda yang kita miliki. Kenyataan ini bukanan hanya menjadi ‘penghalang’ bagi kita untuk mengabdi kepada Tuhan secara total. Lebih dari pada itu, hidup kita dukiasai dan diperbudak oleh semua kekayaan dan harta benda yang kita miliki.

Pada akhirnya, persoalan penghayatan tiga nasehat Injili (kesalehan/kesuciani,ketaatan, dan kemiskinan) menunjuk pada aspek kelayakan menjadi murid Yesus. Namun persoalan tentang ‘siapa yang selamat’ merupakan anugerah surgawi yang diberikan oleh Bapa kepada mereka yang dikehendaki-Nya. Demikian, kata Yesus: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah” (Mrk. 10:17). Untuk yang satu ini, kita hanya dapat bermohon. Semoga, dengan rahmat Tuhan, kita dapat menghayati hidup kita sebagai murid Yesus dan kelak memperoleh keselamatan kekal surgawi.

Salam dan doaku selalu.
Rm. Aloysius Matruty, Pr

images

Senin Pekan Biasa VIII, 27 Mei 2013 Kumpulkanlah Harta Surgawi

Mrk 10: 17 – 27

Seorang pemuda kaya bertanya kepada Yesus bagaimana caranya memperoleh hidup kekal.Yesus menjawab bahwa caranya adalah dengan mentaati perintah Allah.Orang muda ini telah mentaati hukum Tuhan sejak muda , tetapi yang dikehendaki Yesus adalah hal yang lebih tinggi dari sekedar taat hukum saja. Ia menghendaki orang menghayati hukum dengan cinta yang total untuk mencapai kehidupan kekal, yaitu mengumpulkan harta surgawi. yang tidak akan hancur dan musnah ditelan waktu.
Harta surgawi yang dimaksud Yesus adalah ketika Ia berkata kepada orang muda itu , “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Yesus ingin menyadarkan orang muda yang kaya dan kita semua bahwa hidup kekal dan keselamatan tidak bisa dibeli dengan uang atau harta yang banyak. Memang tidak dipungkiri bahwa harta benda kita perlukan untuk keperluan diri, tetapi hendaknya kitapun menggunakannya untuk kemuliaaan Tuhan melalui karya amal, perbuatan kasih kepada sesama.

Marilah kita mengumpulkan harta surgawi dengan tindakan belas kasih dan kemurahan hati melalui harta kekayaan dan segala talenta yang kita miliki untuk menolong sesama terutama mereka yang miskin papa sehingga kelak dapat mencapai kehidupan kekal bersamaNya29735_102415959806100_6379409_n

SARI WARTA INJIL Hari Ini: Minggu Pekan Biasa VIII, Hari Raya Tritunggal Maha Kudus. Bacan Liturgi: Ams. 8:22-31; Rm. 5:1-5; Yoh. 16:12-15. “Kasih yang tak berkesudahan”

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus menjanjikan kedatangan Roh Kebenaran. Roh itulah yang akan menuntun para murid kepada seluruh kebenaran (bdk. Yoh. 16:13). Roh itu ada dalam satu kesatuan wujud dengan Bapa dan Putera. Maka kebenaran yang dinyatakan oleh Roh itu adalah kebenaran yang bersumber dari persekutuan Ilahi ini. Kepada para murid-Nya, Yesus berkata: “segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku” (Yoh. 16:15).
Bila hari ini kita merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus, maka kita diperhadapkan dengan pengakuan iman Gereja tentang Misteri Allah Tritunggal: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Misteri itu berkenaan dengan “pernyataan kasih Allah” bagi manusia secara luar biasa. Penghayatan iman Gereja menunjukan bahwa misteri kasih itu bersumber dari Allah sebagai Bapa bagi manusia, dinyatakan dalam diri Yesus sebagai Sang Putera yang datang untuk menyelamatkan semua orang. Kasih Allah itu menjiwai hidup manusia sepanjang masa dalam rupa Roh Kudus.
Dengan demikian, pengakuan Gereja tentang Allah Tritungal, bukan hanya menunjuk pada kebesaran kasih Allah bagi manusia. Lebih dari pada itu, pemenuhan janji Yesus kepada para muri-Nya tentang kedatangan Roh Kudus di dalam Injil hari ini, perlu dihayati pula sebagai “pernyataan kasih Allah yang tak akan pernah berkesudahan”. Dalam dan memlalui Roh Kudus, kasih Allah mengalir tak henti bagi orang yang percaya kepada-Nya.

Selamat merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus.
Semoga kita semua hidup dalam kelimpahan kasih Tuhan.

 

942368_10200633265748437_294236016_n

PUNCTA RENUNGAN HARIAN @RomoJostKokoh. “Fides quarens intellectum.”

Minggu, 26 Mei 2013
HR Tri Tunggal Mahakudus
Ams 8:22-31; Rm 5:1-5; Yoh 16:12-15

“Fides quarens intellectum – Iman mengandaikan pemahaman.” Inilah konsep Anselmus supaya kita sungguh “memahami”: mencecap dan mengalami apa yang kita yakini dan imani, termasuk pemahaman iman soal Tritunggal. Secara etimologis, kata “Tritunggal” sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni: “Trinitas”. Kata “trinitas” ini terdiri dari dua kata, yaitu “tres”=“tiga”, dan “unus”= “esa”, “tunggal” atau “satu”: Adanya keberadaan dari satu Allah yang benar dan satu-satunya, tetapi di dalam keesaan dari keallahan ini ada tiga pribadi yang sama kekal, sama sepadan dan sama di dalam hakikat”. Dkl: Ada tiga sosok, yang semuanya adalah Yang Tidak Terbatas. Yang Tiga itu adalah Yang Satu yang tak terpisahkan yaitu Yang Tak Terbatas. Ebuah contoh: jika ada orang yang berkata: “Mana mungkin 1+1+1=1 ? Benar bahwa 1+1+1=1 adalah tidak mungkin, jika yang dijumlahkan itu bakpau, cincau atau kwetiau (yang terbatas). Tetapi jika ketiganya adalah Yang Tak Terbatas, maka persamaan itu menjadi mungkin. Satu Yang Tak Terbatas + satu Yang Tak Terbatas + satu Yang Tak Terbatas = satu Yang Tak Terbatas. Persamaan ini menjadi mungkin bukan?

Dalam analogi sederhana yang tidak sepenuhnya tepat juga, api dapat digunakan sebagai penjelasan Tritunggal: Api terbagi menjadi tiga komponen, “panas, cahaya (tepatnya gelombang cahaya), dan daya bakar. Jadi walau api itu satu, namun api bisa kita temui dalam tiga wujud sesuai dengan keinginan kita, misal sebagai panas (waktu kita memasak), sebagai cahaya (waktu lampu mati dan kita menyalakan lilin), dan dalam wujud pembakar (waktu kita membakar kertas). Atau juga sebuah telur ayam: ia mempunyai kulit/cangkang, kuning telou dan putih telur. Atau seorang pribadi yang dipanggil dengan tiga nama, misalnya saya: ketika di rumah dipanggil sebagai “mas”, di gereja di panggil sebagai “romo”, ketika mengajar di kampus kerap dipanggil sebagai “bapak.”

Lebih lanjut, seperti yang saya tulis dalam buku “XXX-Family Way” (Kanisius), adapun tiga ajakan dasar pada HR Tritunggal, yakni:

1. TRImalah dalam iman:
Gereja mengimani bahwa Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: “Tritunggal yang sehakikat” (Konsili Konstantinopel 1155: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: “Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat” (Sinode Toledo XI 675: DS 530). “Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi” (K.Lateran IV 1215: DS 804). Disinilah, bukankah tepat jika dikatakan: Tuhan itu Maha Sempurna dan Mahabesar, sedangkan manusia itu kecil dan sangat terbatas, baik panca indera maupun pikirannya. Berangkat dari pernyataan inilah, manusia dengan segala keterbatasannya sangat sulit untuk mengerti misteri Allah yang sesungguhnya kecuali dalam mata iman.

2. BerganTUNGlah pada Tuhan:
Ada sebuah kisah tentang pelindung kota Milano, Santo Agustinus yang mengajak kita belajar bergantung pada Tuhan. Begini cerita populernya: Ketika Agustinus sedang berjalan-jalan di pantai dan mencoba memikirkan Allah Tritunggal yang tak bisa dimengerti ini, ia melihat anak kecil yang bemain air di pantai. Agustinus mendekati anak itu dan bertanya: ” Sedang apa kau di sini ?” Anak itu menjawab: “Saya ingin memasukkan seluruh air lautan ini dalam botol”. Agustinus tertawa mendengar jawaban anak itu, katanya: “Bodoh benar kau ini, mana mungkin seluruh air lautan ini bisa kau masukkan dalam botol.” Anak itu menjawab balik: “Sama seperti kau juga, mana mungkin bisa memasukkan Allah dalam otak manusia yang juga sebesar botol ini.¨ Setelah berkata, anak itu langsung menghilang. Agustinus terkejut dan sekaligus sadar akan kebodohannya. Betapa benar kata-kata anak dalam penglihatannya itu. Ia ibarat anak kecil yang ingin memasukkan seluruh air lautan ini ke dalam botol, yang lupa bahwa hidupnya sesunggunya terbatas dan tergantung pada kerahiman Tuhan semata.

3. TangGALkanlah kegelapan:
Dalam Katekismus 234, dikatakan bahwa: “Misteri Tritunggal adalah rahasia sentral iman dan kehidupan Kristen.” Disinilah bisa dikatakan bahwa merayakan Tritunggal berarti merayakan dan menyatakan misteri kasih Allah yang Esa demi keselamatan kita: Karya keselamatan yang direncanakan oleh Allah Bapa dilaksanakan oleh Allah Putera dan diteruskan oleh Allah Roh Kudus (bdk. Rm 5:1-5). Ketiga pribadi Tritunggal mewahyukan Diri masing-masing dalam tugas yang dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan karena ketiganya merupakan satu-kesatuan yang sempurna sehingga keesaan Allah tidak berubah. Karena Allah telah begitu baik maka kita juga diajak untuk hidup secara kudus dan menanggalkan kegelapan, seperti kata-kata Paulus: “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang!”

“Ada pepaya ada buaya – Aku percaya akan Allah Tritunggal yg penuh daya.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux! (@romojost.blogspot.com, www.romojostkokoh.com)

Nb:
Adapun permenungan tentang Tritunggal saya bisa juga mulai dengan teka-teki matematis sederhana: Silahkan kita “memilih” salah satu angka dari 1 sampai 9, setelah itu “kalikan” dua, lalu “ditambah” enam, kemudian “dibagi dua, lalu “dikurangi” dengan angka semula yang telah kita pilih tadi. Aneh tapi nyata, ajaib dan gaib ternyata hasilnya adalah “tiga”.

Die Schopfung

Yoseph Heyden adalah seorang musikus besar yang ternama. Salah satu karya musik klasiknya yang terkenal adalah “die schopfung” yang artinya “penciptaan”.

Pada hari tuanya, ketika ia sudah duduk di kursi roda, orang mau menghormatinya dengan menggelarkan oratorium die schopfung itu, khusus untuknya.

Ketika oratorium itu mencapai salah satu puncak keindahannya, yaitu bahagian ketika Tuhan menciptakan “terang”, seluruh alat musik dimainkan dan koor bergemuruh menyanyikan “es werde licht” yang artinya “maka jadilah terang”, semua orang diruangan kesenian itu berdiri dan memberikan aplaus yang panjang untuk menghormatinya. Yoseph Heyden berusaha sekuat tenaga untuk berdiri dari kursi rodanya, menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata : “Jangan kepada saya, tetapi kepada Dia yang diatas!”

Lalu dia terjatuh kembali ke kursi rodanya. Ia rupanya mau mengatakan bahwa ia hanya pencipta lagu, tetapi Dia yang diatas telah menciptakan alam semesta yang indah ini. Pujian dan syukur harus diberikan kepadaNya!

—- Kitab Suci Kejadian berulang-ulang mengatakan : Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu sungguh amat baik (Kej 1:31)—-

Dikutip dari buku Percikan Kisah-Kisah Anak Manusia
Oleh Romo Yosef Lalu, PR
Komisi Kateketik KWI

Minggu Hari Raya Tritunggal Mahakudus, 26 Mei 2013 Hidup Berdasar Kasih

Hari ini kita memperingati Hari Raya Tritunggal Mahakudus, tiga pribadi Ilahi yaitu Bapa,Putera dan Roh Kudus yang membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan…yang merupakan misteri,karena itu hendaknya dimengerti dalam terang iman.

Ada BAPA yang penuh cinta dan punya kehendak baik untuk menyelamatkan umat manusia.Ia tetap setia walaupun manusia seringkali menunjukkan sikap tidak setia.
Ada PUTERA,yaitu Yesus yang datang ke dunia menjadi manusia, rela mengurbankan nyawaNya demi melaksanakan kehendak Bapa untuk menyelamatkan manusia.
Dan ada ROH KUDUS , yaitu Roh Kebenaran, yang akan memimipin kita dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata kata dari diriNya sendiri , tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya .
Roh Kudus inilah yang tanpa henti menyinari dan membimbing manusia dengan inspirasinya agar iman, harapan dan kasih manusia tetap terjaga dan menjadi perwujudan kasih Tuhan bagi sesama.

Allah telah menunjukkan kasihNya bagi kita..Kiranya Kasih Allah Bapa , Putra dan Roh Kudus hendaknya menjadi dasar bagi kita sebagai pengikut Kristus untuk mengasihi sesama.Kita perlu memiliki cinta yang setia dan terus menerus memancar dari hati nurani yang murni, mempunyai komitmen yang kuat untuk mewujudkan cinta itu dan memperbaharui cinta itu secara terus menerus dan berkesinambungan .

Marilah kita wujudkan kasih Allah Tritunggal kepada sesama di sekitar kita dalam tindakan nyata.
Selamat merayakan Ekaristi pada HR Tritunggal Mahakudus sahabat sahabat…

 

942368_10200633265748437_294236016_n

Sesaat sebelum beristirahat

Setiap kali hendak beristirahat malam,
selalu teringat lantunan doa malam
dalam buku Brevir:
“KE DALAM TANGAN-MU
KUSERAHKAN DIRIKU, YA TUHAN PENYELAMATKU.”

Selamat beristirahat untuk para sahabat

Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Rinnong***

984074_663224940370150_1479278253_n

Sejenak untuk direnungkan: “JADILAH BERKAT BAGI SESAMAMU HARI INI”

Di tengah derita dan kesulitan hidup, banyak orang berjuang dan bekerja keras untuk keluar dari masalah hidup yang membelitnya, dan salah satu cara adalah lewat bersujud di hadirat Sang Khalik dengan harapan semoga Ia menurunkan seberkas harapan yang menuntun si pendoa kepada kedamaian dan kebahagiaan hidup.

Pagi ini kudatangi engkau para sahabat dan mengatakan bahwa “usaha dan kerja keras, serta bantuan adalah wujud nyata terkabulnya sebuah doa.” Si pendoa tidak cukup bertekuk lutut setiap saat di hadirat Sang Khalik, setelah itu tidur mengharapkan datangnya Tuhan dengan bantuan-Nya, melainkan si pendoa harus bekerja dan berusaha agar apa yang dimintahkan kepada Tuhan digapainya. Demikian pun di lain pihak, kadang terjadi bahwa kita yang rela untuk membantu sesama kita entahkah secara kebetulan atau direncanakan selalu menjadi jawaban atas doa saudara-saudari kita. Dengan kata lain, kita memintah kepada Tuhan apa yang kita perlukan tapi Tuhan selalu menggerakkan hati saudara-saudari kita untuk membantu mewujud-nyatakan kemurahan Hati-Nya kepada kita yang memintah sesuatu kepada-Nya. Bukankah mujizat selalu terjadi ketika apa yang sedikit atau kurang di tangan manusia akan menjadi banyak dan bahkan berkelimpahan ketika kita menyerahkan secara tulus kepada Allah?

Oleh karena itu, kuberharap bahwa saudara dan sahabat yang berada dalam kesulitan hidup saat ini tak pernah putus asa dalam doa, usaha dan kerja, tapi semoga kita yang lain, juga mau menjadi berkat bagi orang lain, mau menjadi perpanjagan Tangan kasih Tuhan untuk sesama kita di hari ini, di akhir pekan ini.

Selamat berakhir pekan untuk semua sahabat.

Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Rinnong***

Sejenak untuk direnungkan:

"JADILAH BERKAT BAGI SESAMAMU HARI INI"

Di tengah derita dan kesulitan hidup, banyak orang berjuang dan bekerja keras untuk keluar dari masalah hidup yang membelitnya, dan salah satu cara adalah lewat bersujud di hadirat Sang Khalik dengan harapan semoga Ia menurunkan seberkas harapan yang menuntun si pendoa kepada kedamaian dan kebahagiaan hidup.

Pagi ini kudatangi engkau para sahabat dan mengatakan bahwa "usaha dan kerja keras, serta bantuan adalah wujud nyata terkabulnya sebuah doa." Si pendoa tidak cukup bertekuk lutut setiap saat di hadirat Sang Khalik, setelah itu tidur mengharapkan datangnya Tuhan dengan bantuan-Nya, melainkan si pendoa harus bekerja dan berusaha agar apa yang dimintahkan kepada Tuhan digapainya. Demikian pun di lain pihak, kadang terjadi bahwa kita yang rela untuk membantu sesama kita entahkah secara kebetulan atau direncanakan selalu menjadi jawaban atas doa saudara-saudari kita. Dengan kata lain, kita memintah kepada Tuhan apa yang kita perlukan tapi Tuhan selalu menggerakkan hati saudara-saudari kita untuk membantu mewujud-nyatakan kemurahan Hati-Nya kepada kita yang memintah sesuatu kepada-Nya. Bukankah mujizat selalu terjadi ketika apa yang sedikit atau kurang di tangan manusia akan menjadi banyak dan bahkan berkelimpahan ketika kita menyerahkan secara tulus kepada Allah?

Oleh karena itu, kuberharap bahwa saudara dan sahabat yang berada dalam kesulitan hidup saat ini tak pernah putus asa dalam doa, usaha dan kerja, tapi semoga kita yang lain, juga mau menjadi berkat bagi orang lain, mau menjadi perpanjagan Tangan kasih Tuhan untuk sesama kita di hari ini, di akhir pekan ini.

Selamat berakhir pekan untuk semua sahabat.

Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Rinnong*** 

Sabtu Pekan Biasa VII, 25 Mei 2013 Biarkanlah Mereka Datang kepada Yesus

Mrk 10:13-16

Yesus sangat mencintai anak anak, karena itu Ia marah kepada para murid yang memarahi orang orang yang membawa anak anak kecil kepada -Nya,” Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Janganlah menghalang-halangi mereka! Sebab orang – orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.Aku berkata kepadamu : Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka dan memberkati mereka.

Yesus datang ke dunia untuk membawa kabar sukacita bagi semua orang, termasuk anak – anak yang pada zaman tidak diperhitungkan keberadaanya.Maka ketika ada murid yang menghalangi orang orang yang ingin bertemu denganNya , Yesus menjadi marah.
Melalui Injil hari ini kita diingatkan untuk tidak menjadi penghalang bagi mereka yang ingin datang kepadaNya. Sebaliknya hendaknya kita membuka jalan dan membantu mereka yang mau datang kepada Yesus, sehingga semakin banyak orang yang dapat merasakan kasih dan kerahiman Tuhan yang tiada batasnya.

Selamat berakhir pekan sahabat sahabat…

 

 378196_273757596069651_2034202460_n